0
0
Sudah lama dipercaya secara luas bahwa anjing dapat mendeteksi emosi ekstrem melalui penciuman. Sekarang para ilmuwan di Queen’s University Belfast di Inggris telah membuktikan bahwa hidung anjing tahu.
Jika stres mengubah senyawa dalam keringat dan napas manusia, penelitian telah menunjukkan.
TONTON VIDEO DI ATAS: Seorang dokter hewan membuat daftar lima ras anjing yang akan dia dapatkan sebagai hewan peliharaan.
Tonton Berita terbaru di Channel 7 atau streaming gratis di 7plus >>
Untuk percobaan baru, empat anjing diberikan sampel keringat dan napas yang dikumpulkan dari sukarelawan manusia – sebelum dan sesudah orang terlibat dalam latihan matematika yang sulit.
Peserta anjing mampu mendeteksi dengan akurasi lebih dari 90 persen sampel yang diambil sebelum dan sesudah 36 sukarelawan manusia menghabiskan tiga menit mencoba menghitung mundur, dengan suara keras, dari 9000 di unit 17, menurut laporan tersebut. diterbitkan Rabu di jurnal ilmiah PLOS One.
“Studi ini memberikan bukti lebih lanjut tentang kemampuan luar biasa ‘sahabat manusia’,” kata penulis studi dan psikolog hewan Clara Wilson.
“Meskipun ada kemungkinan bahwa dalam konteks kehidupan nyata anjing mengalami stres kita dari berbagai isyarat kontekstual, kami telah menunjukkan menggunakan penelitian laboratorium bahwa ada komponen bau yang dikonfirmasi yang kemungkinan berkontribusi pada kemampuan anjing untuk merasakan. saat kita stres.”
Untuk penelitian ini, Wilson dan rekan-rekannya pertama-tama melatih 20 anjing peliharaan yang berbeda untuk menunjuk dengan hidung mereka pada sampel orang yang depresi. Pada akhir masa pelatihan, 16 anjing telah ditarik karena berbagai alasan termasuk masalah perhatian.
Para peneliti menguji sisa anjing terlatih dengan mesin yang menawarkan tiga pilihan: kain kasa yang tidak terpakai, sampel dari orang yang stres, dan satu dari orang yang sama saat tidak stres.
Ilmuwan di Queen’s University Belfast di Inggris telah membuktikan bahwa hidung anjing tahu. Kredit: Alexander Kuzmin/Getty Images/iStockphoto
Para peneliti juga mengumpulkan sebelum dan sesudah pengukuran detak jantung dan tekanan darah serta jawaban kuesioner yang menanyakan tingkat stres para relawan sebelum dan sesudah tugas matematika.
Akurasi anjing dalam mendeteksi sampel stres – dari 90 persen menjadi 96,88 persen – lebih baik dari yang diharapkan para peneliti.
Mengetahui bahwa perubahan kimia pada keringat dan napas dapat disebabkan oleh stres, diharapkan anjing dapat mencium perbedaannya, kata Wilson.
“Namun, kami masih terkejut saat pertama kali anjing diperlihatkan contoh tugas sebelum dan sesudah matematika dan dengan percaya diri membedakannya,” katanya.
Satu hal yang belum diungkapkan oleh penelitian adalah apakah anjing merasakan empati saat seseorang sedang stres.
“Karena anjing dilatih dengan penguatan positif untuk menemukan target mereka, mereka tampak bersemangat ketika menemukannya di barisan, daripada menunjukkan stres apa pun pada diri mereka sendiri,” kata Wilson.
Dia membandingkannya dengan seekor anjing yang dapat mengendus kanker dengan mengambil sampel napas dalam satu baris. Studi selanjutnya dapat menyelidiki apakah penciuman merupakan bagian penting dari persepsi anjing terhadap emosi manusia, kata Wilson.
Temuan “sangat masuk akal,” kata CEO dan presiden Pusat Studi Perilaku Anjing Dr. Nicholas Dodman.
“Anjing memiliki indera penciuman yang luar biasa,” kata Dodman, seorang profesor emeritus dan penulis kedokteran hewan.
“Singkatnya, kita memiliki 12 juta reseptor bau. Anjing memiliki setidaknya 50 kali lipat dari jumlah itu.”
Anjing bukan satu-satunya hewan dengan indera penciuman yang sangat sensitif.
Seekor kucing terapi, Oscar, diperkirakan oleh beberapa orang merasakan kematian yang akan datang berdasarkan perubahan dalam cara orang mencium saat mereka mendekati kematian, kata Dodman.
dr. Katherine Houpt menunjuk pada studi tentang kuda yang menunjukkan, berdasarkan bau badan, “hewan dapat membedakan antara orang yang menonton film horor dan mereka yang menonton komedi”.
Profesor emeritus perilaku hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Cornell Houpt memuji para peneliti atas ketelitian metode mereka.
“Mereka benar-benar melatih anjing mereka dengan sangat hati-hati dan mereka dengan hati-hati membersihkan kepala mesin,” katanya.
Sulit untuk mengatakan apakah anjing menyamakan bau mereka dengan perasaan stres yang sebenarnya, kata Houpt.
“Ya, mereka bisa membedakannya, tapi apakah mereka peduli?” Dia bertanya.
“Mungkin mereka melakukannya, dan itulah mengapa mereka menjadi hewan terapi emosional yang baik.”
Pelat ‘R’ telah diluncurkan di Australia. Inilah siapa yang mendapatkannya dan bagaimana cara kerjanya
Pengemudi Australia didenda karena parkir di halaman rumahnya sendiri: ‘Kami tidak tahu mengapa’
Jika Anda ingin melihat konten ini, sesuaikan Pengaturan Cookie Anda.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara kami menggunakan cookie, silakan lihat Panduan Cookie kami.
